Membaca Buku: Beneran GAK ASYIK tapi SERU!

3:00 AM




Halo teman-teman. Sebelum membaca tulisan ini silahkan baca dulu dua hal ini ya!
1.Tulisan saya kali ini tidak akan membahas gimana caranya supaya teman-teman suka baca buku (karena banyak tulisan-tulisan diluar sana yang sudah membahasnya) tapi semoga dengan tulisan ini teman-teman bisa mencoba melalui berbagai proses untuk menjadi seorang pembaca buku sejati (semoga bukan untuk pamer-pameran di sosmed saja) tapi buat menghibur diri dan nambah ilmu,
2.Tulisan ini untuk kita yang jarang dikenalkan buku sejak kecil, tapi setelah dewasa malah kepingin menamatkan berbagai bacaan buku sesering mungkin.

“Dirimu kan enak suka baca buku” kata-kata itu pernah terlontar dari orang lain pada saya. Nyes, hati saya saat itu langsung berdesir macem isi di novel-novel fiksi. Tidak, saya tidak selalu suka baca buku. Tapi, karena di lemari saya berjejer banyak buku, sehingga banyak yang mengira bahwa saya betulan suka baca buku. Ya, buku saya bisa dikatakan banyak, karena saya awalnya suka mengoleksi buku. Saya membeli/tertarik membaca sebuah buku biasanya karena tiga pilihan, satu karena tahu penulisnya, dua: judul buku dan sinopsisnya menarik, tiga: ada ilmu baru/hal menarik yang bisa saya ambil dari buku itu. Lebih seringnya sih begini, buku ini bagus ya, sayang tidak dibeli sekarang apalagi ada duit saat itu, kalau urusan baca bisa nanti-nanti. Ada jugakah yang seperti ini? Tooos, kalau begitu kita sama.

Dan akhirnya buku-buku tersebut tersimpan di lemari dan sebuah kotak besar. Rapi tanpa pernah dibaca sampai hari ini. Dari semua koleksi buku yang saya punya (bukan buku pelajaran ya), jujur saja:
- hanya 40% yang sudah saya baca sampai habis,
- 35%nya dibaca lompat-lompat tiap halaman sesuka hati saya,
- 15% hanya baca sinopsis plus kurang lebih 10 lembar pertama saja habis itu disimpan kembali,
- dan 10% lagi masih bertengger rapi tanpa dibaca :D biasanya ini buku yang super tebal atau pembahasan dan kata-kata si pengarangnya agak berat.
Bahkan ya, dulu ada buku saya yang dari awal pertama beli hingga berbulan-bulan bertengger di lemari, plastik bukunya belum dibuka (masih nampak baru), tapi sekarang sudah saya buka kok dan sudah mulai saya baca :D

Sebenarnya, dibanding buku saya lebih memilih membaca komik atau buku bergambar dengan sedikit tulisan saja. Adakah yang sama? Bahkan di usia saya yang sudah seperempat abad ini, hobi membaca komik tersebut sangat dianggap aneh oleh beberapa orang. So why? Apa yang salah? Tidak ada satu orang pun yang sebenarnya bisa menjudge buku atau bahan bacaan apa yang kita baca. Pemikiran ini bermula ketika sesuatu terjadi. Ibarat pepatah mengatakan harus kesandung dan jatuh dulu baru sadar dijalan itu ada batu. Jujur saja, dulu saya pernah ada di posisi dimana saya kadang bertanya kepada orang lain “kenapa mereka sangat suka membaca buku cerita anak-anak atau buku-buku kisah cinta menye-menye remaja, novel-novel fan fiction idol, di usia mereka yang sudah tak seharusnya, padahal usia mereka sudah 20an ke atas?”

Hingga suatu hari, entah kenapa tiba-tiba saya kepingin baca buku yang ringan-ringan saja seperti komik lucu, novel lucu, buku anak, cerita remaja, tuh kan kualat karena sudah meremehkan bahan bacaan orang lain. Akhirnya saya tobat. Sekarang saya mulai membaca lagi buku lain, apapun genrenya. Tapi ya tetap, ada genre-genre tertentu yang menjadi favorit saya. Pernah juga saya mengalami kejadian begini. “Kau masih baca buku kayak gitu?” waktu itu saya lagi baca buku novel anak-anak dari penulis terkenal padahal. Nyes lagi, dalam hati. “Oh aku belum menamatkan buku ini, soalnya dulu kelamaan pas nunggu buku ketiga keluar.” Akhirnya, saya pernah ngerasa minder sendiri dengan bahan bacaan saya, tidak gaul, kekanakan dan nampak ketinggalan zaman.

Kemudian tak sengaja saya menemukan tulisan tentang judging atau ejekan terhadap bahan bacaan orang lain. Its okay kalau pas usia segini kita masih ngebaca komik atau buku-buku yang tidak terkenal, romance menye-menye dan buku viral. Yang penting kita tidak kehilangan semangat membaca. Itulah kesimpulan yang saya dapatkan. Ditulisan itu juga banyak yang curhat tentang pembullyan yang mereka terima karena bahan bacaan mereka yang tidak gaul. Berani saja dengan apapun yang kita baca, selama itu isinya untuk menghibur diri, menambah ilmu dan belajar hal baru. Misal kamu lebih suka baca “Kalkulus” dan “Ekonomi Makro” ketimbang “Laskar Pelangi”. ITS OKAY DUDE!.
Apapun yang kamu baca, kamu lah yang lebih tau apa yang kamu butuhkan.

Jadi, apa sebenarnya inti dari tulisan ini?
Setelah berbagai curhatan diatas mari kita kembali ke judul tulisan. Membaca buku itu gak asyik, iya betul sekali! APALAGI BANYAK TULISANNYA, DUH BIKIN PUSING (capslock jebol). Tapi seru, iyaaaaa ini tuu juga betul. DIMANA SERUNYAAA?? ISINYA TULISAN SEMUA DAN BUKUNYA TEBAL-TEBAL. Duuh, baca 10 lembar pertama aja rasanya uda jadi rekor terpanjang seumur hidup. Itu yang saya rasakan dulu waktu pertama kali baca novel. Kalau kamu merasakan ini juga, berarti kita sama-sama manusia normal. Apalagi dulu, tidak ada novel atau komik digital seperti sekarang yang bisa dicicil bacanya per-episode setiap minggu.

Buku favorit pertama saya (saat SD) berjudul “Bulan” lebar seperti majalah, buku itu milik Bapak saya. Isinya tentang bagian-bagian bulan, struktur pesawat antariksa, orang yang pertama kali mendarat di bulan. Dan saya makin suka karena penuh gambar luar angkasa dan sedikit tulisan. Buku non-fiksi favorit saya dulu 3 buku cerita tentang nabi karena ada gambarnya (lagian cuma itu yang ada di rumah). Bacaan novel pertama saya novel tentang pesantren (dipinjemi), saya sangat suka karena ada gambarnya dan tidak didominasi melulu oleh tulisan. SEMUANYA KARENA ADA GAMBARNYA MAKANYA SAYA BACA.

Nah, akhrinya bacaan novel pertama saya yang full tulisan semua dan saya berhasil menamatkan buku setebal 300 lembar itu tanpa gambar pada saat SMP (bangga banget sama diri sendiri saat itu) adalah Winter in Tokyo karya Ilana Tan. Jadi, karya-karya Ilana Tan ini sangat bersejarah buat saya, karena menemani saya berproses menyukai buku. Buku ini direkomendasikan sahabat saya, Yuni waktu kami SMP dulu. Dia hobi baca buku. Dia mengajak saya menyewa buku dekat sekolah saat SMP. Saat itu jugalah, saya mengenal dan mencintai komik Naruto, Conan, One Piece, Bleach, Eyehield, Shonen Star, Jump, Nakayoshi, Hanalala, Cherry dan lainnya sampai sekarang. Walaupun uda jarang ngebacanya.


Saat itu, teman saya lebih suka nyewa novel dan saya nyewa komik. Walaupun dia sering meminjamkan novel yang disewanya kepada saya, tapi biasanya jarang saya baca sampai habis. Ya cuma 5 lembar pertama saja habis itu ditutup dan begitu seterusnya. Apakah kamu juga begitu? Ya kita sama. Setelah jatuh cinta dengan karya Ilana Tan, akhirnya saya berlanjut membaca novel penulis lain seperti Jessica, Clara Ng, Felice Cahyadi, Winna Efendi dan banyak lagi (lupa saya hehe). Apakah novel itu semua saya baca sampai habis? Tidak. Ada yang iya, tapi ada juga yang halamannya saya baca lompat-lompat sesuka hati yang penting tau inti ceritanya. (Ya menurut saya membaca buku itu ya suka-suka kita :D)

Karena seringnya baca komik dan baca novel lompat-lompat akhirnya saya terbiasa membaca sikit-sikit. Makanya, sampai sekarang mata saya tahan membaca artikel panjang apalagi bertema investigasi (karena tidak sepanjang novel). Tapi saya akui memang MEMBACA BUKU ITU GAK ASYIK NAMPAKNYA, karena panjang dan isinya tulisan semua (jujur saja kalau dilihat saya juga tidak suka). Tapi, seru kalau yang dibaca itu menarik. Apalagi si penulis mempunyai ide cerita yang out of the box yang buat kita geleng-geleng sendiri kok bisa ya kepikiran buat cerita seru begini.

Makanya sebelum saya baca buku saya lihat dulu review buku itu di internet. Jika saya menemukan hal yang menarik atau hal baru dari buku itu baru saya beli bukunya. Atau saya ingin menjadikan buku itu referensi maka langsung saya koleksi di lemari buku saya (jika ada duitnya :D, kalau belum ada duit biasanya masuk list dulu).

Coba ingat-ingat dulu bahan bacaan atau tulisan apa yang kita sukai. Rajin-rajin aja membaca itu. Misal kamu suka membaca thread di twitter, status panjang orang di sosmed, artikel-artikel ringan tentang hobi, artikel sejarah (favorit saya nih), komik-komik pendek (f4V0r1t say4 jug4 nieech), ya baca sajalah. Lama-lama saat kita sudah tidak menemukan bahan bacaan lagi, saat itulah coba beralih ke buku. Buku yang ringan-ringan saja buat awal. Komik, buku bergambar, novel yang ada gambarnya. Bacanya juga gak mesti dari halaman pertama. Sesuka hatimu saja, mau dari tengah, dari belakang, its okay. Mana yang membuat kamu nyaman aja membacanya. Atau hari ini 5 lembar, seminggu lagi 10 lembar dan seterusnya. Kebiasaan-kebiasaan sering membaca apapun itulah yang akhirnya membuat kita semakin terbiasa. Apalagi tuh ya, FILM yang diangkat dari buku 100% lebih seru baca bukunya ketimbang nonton filmnya. Lebih berasa feelnya, kalau kata anak-anak zaman sekarang.

Semakin kita sering membaca apapun, misalnya awalnya sering membaca romance. Percayalah, lama kelamaan bahan bacaan kita akan semakin naik level. Sesuai dengan pengalaman atau kejadian yang kita alami, dengan siapa kita bertemu, juga ilmu dan wawasan yang bertambah. Bahan bacaan kita pasti menjadi banyak. Yang tadinya suka romance kemudian bosan dan mencoba genre lain, akhirnya mencari bahan bacaan yang lebih berat dan tiba-tiba menemukan buku “Matematika Terapan” dan langsung jatuh cinta. Ya hal itu bisa saja terjadi, inilah yang dinamakan upgrade bacaan dari yang ringan ke yang berat. Yang penting biasakan aja dulu ngebaca dari bahan bacaan yang kita suka. Soalnya jujur ya, saya juga tuh pasti bakal langsung pusing kalau dikasi buku bacaan berat atau cuma disuruh baca buku pejaran mulu, yang ada stress jadinya. Eits tapi tetap ingat, tidak menjudge bahan bacaan orang lain ya.

“Gimana ya, menurutku buku yang dibaca si dia itu itu gak bagus! Tapi aku juga gak mau judge bacannya”
Yaudah saranin aja buku yang bagus dari penulis bagus sesuai dengan genre yang disukai si beliau itu. Kasih tau juga sedikit tentang isi buku yang kamu sarani ini, biar si dia mendapat gambaran. Tapi jangan nyolot loh atau maksa.

Semua buku/artikel/komik yang ada di dunia ini punya target/pasarnya masing-masing. Apa itu? Misalnya novel remaja buat remaja (tapi semua usia boleh baca), buku anak buat anak (tapi semua orang boleh baca), atau kalau ada remaja yang tiba-tiba baca Kalkulus III dan tertarik ya ALHAMDULILLAH, dia anak ajaib dan its okay. Saran tambahan saya, mintalah rekomendasi jenis buku apa yang menarik dari teman kita yang hobi baca. Atau bisa ikut kumpul-kumpul sama orang-orang yang suka baca biar kita juga kecipratan rajin baca.
Oh ya sebagai penutup, saat saya membaca novel/buku sering loh terlintas dipikiran saya “Nih, kapan sampai bab akhir, lama amat, penasaran ya ampun.” Akhirnya kebut baca biar siap, kadang-kadang juga langsung lompat ke akhir, terus balik lagi. Pas uda siap bacanya “Loh uda tamat, yah padahal seru.” Tenang saja, sebagai manusia hal itu normal kok.

Jadi dari tulisan yang panjangnya 1700 kata ini (ya ampun panjang amat) teman-teman bisa menarik kesimpulan sendiri ya. Nah kalau uda bisa baca sampai bawah, berarti kamu uda bisa mulai cari bahan bacaan yang lebih panjang lagi :) kuy kuy

“Membaca buku yang baik berarti memberi makanan rohani terbaik” -Buya Hamka-
“Jangan pernah membaca karena ingin dianggap pintar, bacalah karena kamu mau membaca, dan dengan sendirinya kamu akan jadi pintar” -Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie-

Terimakasih :)
Tulisan ini saya dedikasikan buat orang-orang yang ingin mencoba untuk suka membaca buku. Juga untuk orang-orang baik yang selalu merekomendasikan buku-buku bagus dan sahabat saya yang selalu menghadiahi saya buku setiap tahun. Terimakasih masih membantu saya untuk menyukai “bacaan buku” sampai hari ini.






You Might Also Like

0 komentar